Ilmu Tauhid : Maha Suci Allah Dari Ruang, Waktu, Dan Persamaan Dengan Makhluk-Makhluk-Nya - Darus Sholawat

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Sunday, March 4, 2018

Ilmu Tauhid : Maha Suci Allah Dari Ruang, Waktu, Dan Persamaan Dengan Makhluk-Makhluk-Nya


Ilmu Tauhid :
Maha Suci Allah Dari Ruang, Waktu, Dan Persamaan Dengan Makhluk-Makhluk-Nya. Sesungguhnya Allah Swt. bukanlah jisim yang berbentuk. Bukan pula jauhar yang terbatas dan terukur. Dia tidak seperti jisim yang bisa ditakar dan dapat terbagi. Dia bukanlah jauhar, bahkan semua jauhar tidak dapat mengukur-Nya. Dia bukanlah ‘ardh, bahkan semua ‘ardh tidak dapat mengukurnya. Dia tidak seperti yang ada, dan apa-apa yang ada tidak seperti-Nya. Tidak ada sesuatupun yang semisal dengan Allah.

Allah tidak dapat dibatasi dengan ukuran, tidak dapat dimuat oleh semua tempat, tidak diliputi oleh semua arah, dan tidak dapat ditampung oleh bumi dan langit. Allah bersemayam di atas ‘Arsy dengan cara seperti yang dikatakan-Nya dan dengan maksud yang dikehendaki-Nya. Maha suci Allah dari bersemayam dengan persentuhan, menetap, atau diam. Maha suci Allah dari pergerakan dan perpindahan. Bahkan ‘Arsy dan malaikat-malaikat pemikulnya dipikul dengan kekuasaan-Nya, dan semuanya berada di dalam genggaman-Nya. Derajat Allah lebih tinggi dari pada ‘Arsy dan segala makhluk ciptaan-Nya.

Namun demikian, Allah maha dekat kepada semua makhluk-Nya. Bahkan bagi seorang hamba, Allah lebih dekat darinya dari pada urat lehernya. Allah maha dekat, namun kedekatan Allah tidak sama dengan kedekatan seperti antar makhluk dengan makhluk lainnya.
Sesungguhnya Allah tidak memasuki apapun dan tidak pula ada sesuatu yang masuk kepada-Nya. Maha suci Allah dari kebutuhan-Nya terhadap tempat dan waktu, justru tempat dan waktu itulah yang butuh kepada Allah Swt. Dari dulu sampai sekarang dan sampai kapanpun kondisi-Nya tetap sama dan tidak berubah. Sifat-sifat-Nya terus tetap, Ia tetap Maha Sempurna yang kesempurnaan-Nya tidak memerlukan penyempurna dari siapapun.

Di dunia ini, wujud-Nya tidak dapat ditangkap oleh mata kepala, tetapi Ia dapat ditangkap oleh mata hati. Sungguh beruntung orang-orang yang bisa melihat Allah dengan mata hatinya di dunia ini, karena pasti ia akan melihat-Nya di surga kelak dengan mata kepalanya, sebagai kenikmatan surga yang paling agung. Semoga kita termasuk golongan ini, Amiin.


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad